Layaknya makhluk sosial yang bergantung pada individu lain. Kita tentu tidak bisa hidup sendiri, setidaknya kita akan membutuhkan keberadaan orang lain secara langsung atau tidak langsung untuk memudahkan hidup kita.
Bagi beberapa orang bahkan tidak bisa hidup sendiri secara harfiah. Paling
tidak meskipun hidup mandiri, kita tetap membutuhkan perasaan yang akan
mendukung kita, memberi dorongan untuk berbuat dan meyakinkan diri bahwa kita
tidak sendirian.
Sepanjang perjalanan hidup, keluarga biasanya menjadi prioritas utama.
Disamping keluarga, terdapat pihak lain yang tak kalah besar pengaruhnya
terhadap hidup kita. Mereka tidak lain adalah teman. Beberapa teman
diklasifikasikan sebagai sahabat karena dianggap memiliki ikatan yang lebih
dari teman dan dekat layaknya saudara.
Seberapa besar pengaruh sahabat dalam hidup kita?
Untuk mempermudah penyampaian poin ini, dapat kita bayangkan
dari periode pendidikan normal yang kita tempuh. Kenapa? Karena pada masa itulah
kita akan memiliki hubungan yang efektif bersama orang diluar lingkup keluarga
khususnya teman. Pendidikan rata-rata kita adalah 12 tahun, belum lagi ketika
kita kuliah bahkan hidup jauh dari keluarga. Tanpa dijelaskan sudah pasti kita
bisa mengetahui seberapa besar sahabat berperan dalam hidup kita selama masa
tersebut. Dapat disimpulkan secara kasar disini apa saja pengaruh sahabat dalam
hidup kita:
·
Mempengaruhi subyektifitas, umumnya cara pandang
seseorang itu berbeda-beda. Namun terdapat beberapa waktu atau situasi, dimana
cara pandang kita terpengaruh oleh sahabat. Umumnya terjadi pada saat kita
tidak mengenal secara jelas ‘subyek’ tersebut. Contoh: Ketika kita tidak
mengenal MotoGP, namun sahabat kita sangat suka dengan Valentino Rossi. Secara
tidak sadar kita mendukung sahabat kita dengan menyukai apa yang dia sukai.
Contoh lain yang mungkin dapat lebih dipahami adalah, ketika sahabat kita
memiliki masalah dan tidak menyukai seseorang dilingkungannya yang sebenarnya
tidak kita kenal. Tanpa sadar atau bahkan dengan sadar kita akan ikut tidak
menyukainya bahkan mendukung sahabat kita ketika dia bermasalah dengan orang
lain.
·
Kecenderungan
bergantung, beberapa orang memiliki hubungan yang sangat akrab dengan
sahabat hingga terkadang saling bergantung. Seperti saat bepergian, makan,
berangkat sekolah, dll. Bahkan seringkali untuk mengambil keputusan juga
bergantung satu sama lain hingga muncul kalimat andalan seperti “Aku iya kalau
kamu iya”.
·
Meningkatkan
kepercayaan diri, banyak orang yang memiliki kemampuan percaya diri (keberanian)
sejak dini yang dipengaruhi banyak faktor. Namun lebih banyak lagi orang yang
tidak percaya diri dan merasakan banyaknya kelemahan yang dimiliki. Adanya
sahabat cenderung mendorong kita untuk mampu menerima diri sendiri dan
meningkatkan kepercayaan diri ketika kita berkumpul dengan sahabat, sebenarnya
ini tidak lain adalah akibat dari rasa nyaman yang kita peroleh saat bersama.
Adakalanya rasa percaya diri akan hilang saat kita sendiri, namun beberapa
tipikal persahabatan akan dapat mempengaruhi tingkat kepercayaan diri kita
secara permanen.
Setiap orang tidak lantas memiliki kesamaan dalam menyikapi persahabatan.
Kebutuhan dalam bersosialisasi dengan sahabat juga berbeda, beberapa nyaman
dengan banyak sahabat disekitanya, beberapa justru menutup diri dan sangat
pemilih. Berdasarkan pembahasan sebelumnya, keberadaan sahabat nyatanya cukup
berpengaruh dalam hidup kita. Dan seberapapun banyak atau sedikitnya sahabat
yang kita miliki, itu bukan suatu masalah yang cukup besar untuk dipikirnya.
Karena masing-masing memiliki pilihan sendiri, namun ada yang perlu kita
ketahui mengapa kita membutuhkan sahabat dan berapa sahabat yang kita butuhkan.
Mengapa kita memerlukan banyak sahabat?
Kategori banyak sahabat setidaknya saat kita memiliki lebih dari
5 orang teman dekat. Terutama sahabat dari berbagai lingkungan contohnya dari
kelas yang sama, dari tempat kerja, tempat les, bahkan hingga sahabat yang
dikenalkan oleh sahabat lainnya. Orang-orang yang memiliki jangkauan
persahabatan yang cukup luas dalam satu masa (fase kehidupan) dapat dikatakan
berhubungan dengan banyak sahabat. Banyak sahabat memiliki beberapa keunggulan,
diantaranya:
·
Memperoleh banyak
perhatian, bukan berarti yang dimaksud adalah kepopuleran namun hal itu
bisa jadi mengikuti. Dengan memiliki
banyak sahabat kita akan sangat jarang merasa kesepian, karena setiap waktu
kita membutuhkan teman setidaknya beberapa akan ada untuk kita. Saat kita
membutuhkan masukan dari sahabat pun tentu akan ada lebih banyak pilihan.
·
Banyak sahabat banyak
rezeki, memiliki
banyak sahabat, teman, atau hanya sekedar kenalan pada masa sekarang ini memang
sangat bermanfaat apabila dikaitkan dengan karir. Sudah pasti banyak yang menyadari
bagaimana mekanisme tersebut. Dilain sisi, bagaimana sahabat dapat membawa
rezeki tidak lepas dari hukum alam dimana ketika kita mendedikasikan diri pada
suatu hal, maka itu akan memberikan manfaat pada kita, rezeki dapat
dikategorikan banyak hal dan bukan hanya tentang materi. Dan sejatinya hubungan
persahabatan yang ideal adalah yang saling memberi manfaat. Ketika seorang sahabat
berada dalam kesulitan maka yang lain akan membantu. Setidaknya hal ini yang
mempopulerkan ungkapan “Itulah gunanya sahabat” pada banyak seri film
persahabatan.
·
Cepat move-on dari
patah hati, mungkin tidak banyak disadari bagaimana kita dapat cepat
teralihkan dari perasaan sedih saat memiliki banyak sahabat. Memiliki banyak
sahabat akan membutuhkan banyak fokus dan tentu banyak kegiatan bersama orang
lain yang terkadang membuat kita lupa pada masalah pribadi.
Lantas,
sedikit sahabat itu apakah berarti kurang menguntungkan?
Memiliki sedikit sahabat, jangan dipandang dari jumlahnya. Tetapi dari segi kualitasnya. Pada
dasarnya tidak ada hitungan pasti berapa jumlah sahabat yang ideal. Setiap
orang memiliki batasan dan kenyamanan sendiri, hanya saja dari beberapa
pengamatan diketahui bahwa jumlah sahabat yang sebenarnya kita butuhkan adalah
tidak lebih dari 3 orang. Keterikatan emosi antar sahabat yang tidak lebih dari
3 orang umumnya cukup erat, selain itu konflik yang muncul juga cenderung minim
dan mudah teratasi. Bahkan saat kita bergaul dengan banyak teman atau sahabat,
paling tidak pasti terdapat beberapa sahabat yang sebenarnya sangat dekat
dibanding yang lainnya. Berbicara tentang kualitas, sebenarnya kualitas
persabatan itu dihitung dari mana?
Kualitas persahabatan, dapat dilihat dari
·
Lama masa persahabatan, menjadi dasar utama yang dapat dilihat dari kualitas persahabatan.
Semakin lama waktu bersama, maka akan semakin berpengaruh kehadiran seseorang
dalam hidup orang lainnya.
·
Saling memahami, selain waktu yang dihabiskan
bersama maka suatu persahabatan yang erat dapat dilihat dari bagaimana setiap
sahabat memahami karakteristik, hal yang disukai, hal yang dibenci, dan lainnya
dari sahabatnya. Karena umumnya sahabat adalah salah satu tempat berbagi
perasaan selain dengan orangtua atau keluarga, maka sudah pasti saling mengerti
dan ikut merasakan emosi yang dirasakan oleh sahabatnya.
·
Tidak mudah
tersinggung, kebanyakan momen dengan sahabat adalah momen bersenang-senang,
bergurau, dan mengekspresikan diri. Sahabat yang saling memahami karakter
masing-masing biasanya tidak akan mudah tersinggung dengan teguran dari
sahabatnya, beberapa tipikal persahabatan saat ini bahkan senang saling
melempar umpatan tanpa menyinggung perasaan. Memang bukan hal yang positif,
tetapi bila diperhatikan itu justru semakin mempererat hubungan mereka.
·
Tidak ragu memberi
teguran, beriringan dengan poin diatas, sahabat yang berani dan tidak
ragu memberi teguran kepada kita bisa dikatakan karena memiliki kepedulian yang
tinggi. Selama teguran tersebut memang sesuai, tidak mengada-ada dan bersifat
positif. Sahabat yang peduli maka akan mengharapkan segala yang terbaik bagi
sahabatnya dengan memberikan masukan yang positif.
Untuk mencapai kualitas persahabatan yang baik, yang terpenting
adalah menjadi diri sendiri. Dengan
menjadi diri sendiri, kita akan lebih menikmati waktu yang kita jalani bersama
sahabat. Selain itu juga akan mengarahkan kita kepada sahabat yang benar-benar
tepat untuk kita. Membahas sahabat yang tepat, maka tidak lepas dari istilah “pilih-pilih
teman”. Sejatinya berteman itu memang jangan pilih-pilih, tetapi kalau untuk
bersahabat, maka sadar tidak sadar kita akan pilih-pilih. Memilih sahabat harus
cermat, sebaiknya jangan asal pilih karena sahabat dikemudian hari akan memberi
pengaruh pada diri kita. Untuk memberi pengaruh positif, maka pilih lah sahabat
yang baik.
Sahabat yang baik itu seperti apa?
1.
Bertanggungjawab. Merupakan sikap yang semestinya dimiliki semua
orang. Sebagai sahabat tidak lantas membuat kita bersikap seenaknya, ketika
kita melakukan kesalahan maka harus meminta maaf dan apabila merugikan maka
harus beranggungjawab. Seperti apabila kita merusakkan benda millik sahabat, selama
kita mampu menggantinya maka kita harus berupaya untuk menggantinya. Apabila kita
tidak mampu, maka kita harus jujur dan tetap bersikap baik agar sahabat kita
memaafkan serta ikhlas. Di masa sekarang, orang-orang lebih fleksibel tentang
persahabatan. Persahabatan antar laki-laki dan perempuan sudah bukan hal yang
tabu. Apabila kita perempuan yang bersahabat dengan laki-laki, maka
tanggungjawabnya dapat dilihat dari bagaimana dia menjaga kita. Seperti
contohnya, mengantar pulang ketika kita pergi dengannya, memastikan kita
baik-baik saja ketika bersamanya, dan menjaga amanah dari orangtua kita.
2.
Menemani kita pada masa sulit dan bahagia. Layaknya saudara, persahabatan
yang erat biasanya dapat ikut merasakan apa yang dirasakan sahabatnya. Ketika
sahabat berduka kita juga merasa sedih, ketika sahabat bahagia maka kita ikut
didalamnya. Ketika kesulitan kita membantu semampunya atau setidaknya kita
menjadi tempat bagi sahabat kita untuk berkeluh kesah. Banyak orang yang ketika
sedang gundah dan bercerita kepada orang lain, mengharapkan perhatian bukan saran
maupun motivasi. Maka sebenarnya yang dibutuhkan banyak orang itu adalah “didengarkan”,
berikan hal tersebut untuk sahabatmu dan berikan saran atau motivasi selama
mereka meminta atau memang membutuhkan.
3.
Tidak menjerumuskan kita pada perilaku negatif. Ini merupakan
hal dasar yang bahkan kita pelajari sejak kecil. Namun orang-orang banyak yang
lalai akan hal ini. Semakin dewasa, prioritas tentang menjaga norma biasanya
bergeser. Hal yang dulu kita tahu itu buruk, bisa jadi ketika dewasa itu sudah
bukan perkara besar. Untuk terhindar dari kebiasaan/perilaku menyimpang pada
dasarnya ada pada komitmen pribadi, Ketahuilah dimana batasan yang perlu kita
jaga dan pegang teguh komitmen itu. Sahabat yang menghargai komitmen kita, dan
dia menyadari kebiasaan buruk yang dia lakukan, maka bagaimanapun juga dia
tidak akan mengajak apalagi memaksa kita melakukan hal-hal diluar batasan kita.
4.
Mendorong kita melakukan hal yang positif. Masih berhubungan
dengan poin diatas, memilih sahabat yang memiliki komitmen yang sama dengan
kita akan membantu kita konsisten dan menjaga diri. Sementara apabila kita
memiliki kebiasaan buruk yang disadari, maka untuk membantu mengurangi bahkan
menghilangkan kebiasaan tersebut, baiknya kita mencontoh hal positif dari
sahabat kita. Sebaliknya apabila kita memiliki sahabat yang dengan sadar ingin
menghilangkan kebiasaan buruknya, maka kita dengan senang hati dan sebisa
mungkin membantunya. Dengan begitu akan ada manfaat dari persahabatan yang
dijalani.
Sepanjang
hidup kita akan selalu belajar, kehadiran seorang sahabat adalah sebagai
pendamping untuk belajar bersama. Agar kita lebih siap menghadapi tantangan
dalam kehidupan, agar kita belajar menghargai, belajar memperlakukan orang lain
dengan baik, belajar memotivasi, belajar bertanggungjawab dan belajar menjadi
orang yang dapat diandalkan.
Selalu
ingat bahwa persahabatan membawa dampak yang cukup signifikan dalam hidup kita,
entah berapapun sahabat yang kita miliki pastikan kita memilih sahabat yang berkualitas, bersahabat dengan berkualitas, agar
terjalin persahabatan yang berkualitas.
Comments
Post a Comment